Analisis bloomberg trum tariff china

Berikut ringkasan dan analisis dari Bloomberg mengenai kebijakan tarif yang digagas oleh Trump — baik sisi peluang maupun risiko — beserta implikasi terhadap ekonomi global dan AS:


📋 Ringkasan pandangan Bloomberg

  1. “Liberation Day Tariffs Are an Increasingly Costly Mistake”
  2. Bloomberg menilai bahwa kebijakan tarif besar-besaran yang memakai Undang-Undang Kecemasan (IEEPA – International Emergency Economic Powers Act) sebagai dasar — yang disebut “Liberation Day Tariffs” — memiliki potensi konsekuensi serius. Tarif ini berdampak pada triliunan dolar perdagangan dan menimbulkan beban bagi konsumen serta produsen domestik.  
  3. “Who Loses the Most From Trump’s Tariffs? Who Wins?”
  4. Dalam artikel ini, Bloomberg membahas estimasi bahwa dengan kebijakan Trump, tarif efektif rata-rata impor ke AS bisa naik menjadi ~15,9% (dari ~2,3% sebelumnya).
  5. Pemenang: sektor industri domestik yang terlindungi dari kompetisi luar negeri, pemerintah AS yang memperoleh pendapatan dari tarif.  
  6. Pihak yang dirugikan: konsumen AS (harga naik), perusahaan yang bergantung pada input impor, mitra dagang luar negeri (eksportir ke AS).  

  7. “The Steep Cost of Tariffs Is Finally Coming Into Focus”
  8. Artikel opini Bloomberg ini menekankan bahwa meskipun tarif memberikan tambahan pendapatan (sekitar US$ 65 miliar dalam beberapa kalkulasi), biaya atas kenaikan harga barang konsumen sudah mulai terlihat nyata.  
  9. “Trump Tariffs Reach US Consumers With Inflation Expected to Rise”
  10. Bloomberg melaporkan bahwa tarif-tarif baru akan menambahkan sekitar 0,4 poin persentase pada laju inflasi (inflation) yang diukur oleh indikator yang disukai oleh Federal Reserve AS.  
  11. “Where Does Trump’s Tariff Campaign Stand?”
  12. Sebagai artikel penjelasan (explainer), Bloomberg Economics memperkirakan bahwa kebijakan tarif Trump bisa mendorong tarif efektif rata-rata menjadi ~16%, yang akan menjadi level tertinggi sejak era 1930-an.  
  13. Dampak eksternal & reaksi global
  14. Dampak pada Jerman & ekspor Eropa mulai muncul dalam data perdagangan: Brexit dan tarif AS disebut sebagai bagian dari hambatan bagi ekspor.  
  15. OECD memperingatkan bahwa kebijakan tarif Trump bisa merusak ekonomi global.  
  16. Harga komoditas seperti tembaga ikut terpukul setelah ancaman tarif baru terhadap China diumumkan.  
  17. Sektor obligasi (Treasury) di AS menunjukkan reli (turunnya yield) karena investor mencari “safe haven” saat pasar ekuitas tertekan oleh ketidakpastian tarif.  

  18. Kekhawatiran tentang keberlanjutan & reaksi politik
  19. Dalam video wawancara Bloomberg, wakil kongres menyebut kebijakan tarif Trump sebagai “wild & erratic” (liar & tak menentu), mengkhawatirkan efek pada harga barang pokok dan stabilitas ekonomi domestik. 
  20. Juga disebut bahwa tarif ekstrem seperti +100% terhadap impor China bisa sulit diterapkan secara berkelanjutan dan akan menghadapi perlawanan politik serta pasar.  


🧐 Analisis: kekuatan & kelemahan, dan apa artinya

✅ Potensi kekuatan / motivasi

  1. Perlindungan industri dalam negeri
  2. Tarif tinggi bisa menjadi “tameng” bagi sektor industri yang selama ini kalah bersaing dengan produk impor murah.
  3. Pendapatan negara dari bea masuk
  4. Dengan volume impor yang masih besar, tarif bisa menjadi sumber penerimaan baru bagi negara.
  5. Taktik negosiasi & tekanan politik
  6. Tarif bisa dipakai sebagai alat tawar untuk memaksa negara mitra (terutama China) membuka pasar, atau melepas aturan ekspor bahan baku kritis seperti rare earth.

❌ Risiko & kelemahan signifikan

  1. Inflasi & daya beli konsumen turun
  2. Saat tarif dinaikkan, biaya impor naik → perusahaan meneruskan ke harga jual → konsumen membayar lebih.
  3. Respon balasan & perang dagang
  4. Negara mitra dagang bisa mengenakan tarif balasan, merusak ekspor AS.
  5. Distorsi rantai pasok global
  6. Banyak perusahaan global punya rantai produksi tersebar; disruptifnya tarif bisa menghambat produksi atau menaikkan biaya input.
  7. Efektivitas terbatas
  8. Jika tarif terlalu tinggi, impor menyusut drastis → pendapatan dari tarif juga bisa ambles.
  9. Ketidakpastian & volatilitas pasar
  10. Kebijakan yang diumumkan secara mendadak atau tak konsisten memicu ketidakpastian bagi investor dan bisnis.
  11. Beban politik domestik
  12. Kenaikan harga bahan pokok bisa memicu ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan.

📌 Implikasi terhadap Indonesia / negara berkembang

  1. Ekspor ke AS bisa tersengat jika produk Indonesia terkena tarif tambahan, terutama jika dianggap sebagai substitusi produk AS atau terkait rantai pasok global.
  2. Kompetisi negara lain
  3. Indonesia bisa berada di posisi “korban kolateral” jika AS mencari sumber impor pengganti China atau negara lainnya — ini bisa membuka peluang maupun tantangan.
  4. Tekanan inflasi impor di pasar global
  5. Negara berkembang yang bergantung impor bahan baku/energi bisa merasakan tekanan harga yang membebani produksi lokal.

Comments

Popular Posts